Pages

Berikut Fakta Mengapa Beberapa Penjudi Tidak Dapat Berhenti

Minggu, 15 Maret 2020

Berikut Fakta Mengapa Beberapa Penjudi Tidak Dapat Berhenti
Berikut Fakta Mengapa Beberapa Penjudi Tidak Dapat Berhenti

Tidak ada yang menyukai kalah – serta mereka yang ketagihan judi. Tetapi tetap mereka terus bertaruh. Bila bandar tetap menang, mengapa tidak sekaligus meletakkan uang? Beberapa orang yang ketagihan judi menjelaskan jika, walau kekalahan mereka bertumpuk, ada rasa yang bawa mereka kembali pada meja kartu atau mesin slot. 

“Saya ingin berjudi setiap saat,” kata seorang bekas penjudi yang sembuh pada Scientific American pada 2013. “Saya menyenanginya — saya senang rasa yang saya peroleh.” 

Serta belakangan ini, seorang eksekutif Wall Street mengaku jika ia menipu keluarganya, rekan serta orang lain sampai US$100 juta atau seputar Rp1,3 triliun lebih untuk membayar hobinya itu. 

“Itu cuma satu langkah supaya saya dapat uang untuk penuhi ketagihan berjudi saya,” tuturnya pada pengadilan. 

Tetapi bila seorang kehilangan uang – kemungkinan justru kehilangan pekerjaan atau rumah jadi efek berjudi – bagaimana dapat rasa kenikmatan itu melewati pengorbanan mereka? 

Hal pertama yang perlu diingat ialah, orang berjudi tidak cuma sebab potensial menang. Mark Griffiths, seorang psikolog di Nottingham Trent University yang spesialisasinya ialah tingkah laku ketagihan menjelaskan jika penjudi memiliki banyak motivasi atas rutinitas mereka itu. 

Dalam survey pada 5.500 penjudi, potensial untuk “memenangkan uang banyak” ialah unsur terkuat. Tetapi selanjutnya diikuti dengan “karena ini menyenangkan” serta “karena ini seru”. 

“Bahkan saat Anda kalah berjudi, badan Anda masih membuahkan adrenalin serta endorfin,” tuturnya. 

“Orang beli hiburan.” 

Penemuan ini didukung oleh riset 2009 oleh periset dari University of Stanford di California, yang temukan jika seputar 92% orang telah “kehilangan batasan” fundamen yang tidak dapat mereka bebaskan. 

Walau demikian, bukti jika mereka kehilangan uang sesudah berkunjung ke kasino, misalnya, tidak memengaruhi kesenangan mereka pada pengalaman itu. 

“Orang nampaknya cukup senang dengan kemenangan kecil, serta mereka akan memberikan toleransi pada kerugian kecil,” kata salah satunya penulis riset, Sridhar Narayanan, pada saat itu. 

“Mereka sadar jika dalam periode panjang, mereka akan kalah dibanding menang.” 

Serta untuk sesaat, kalah dapat menggerakkan tanggapan positif pada kemenangan. Ini dikarenakan oleh harapan penjudi pada kemenangan beralih waktu mereka kalah terus-terusan. 

Robb Rutledge, seorang ilmuwan pakar saraf di University College, London, serta koleganya bereksperimen pada 26 subyek yang otaknya dipindai waktu mereka lakukan rangkaian pilihan, semasing pilihan dapat memperlihatkan hasil tentu serta tidak tentu – satu perjudian. 

Peserta diharap untuk memandang rasio kebahagiaan mereka sesudah tiap mereka mendapatkan gantian atau sesudah 3x bisa gantian menerka. Serta satu uji coba sama – tanpa ada pemindaian otak – dikerjakan pada lebih dari 18.000 peserta dalam suatu aplikasi smartphone, The Great Brain Experiment. 

Beberapa penemuan menarik, team temukan jika saat peserta mempunyai keinginan lebih kecil jika mereka akan menang, tanggapan mereka pada memperoleh balasan yang setimpal jadi naik. 

Ini selanjutnya dibuktikan baik oleh laporan subyek jika mereka merasakan bahagia serta data dari pemindaian fMRI. Pemindaian ini memperlihatkan kegiatan penambahan di ruang otak yang tersambung dengan saraf dopamin. 

Dopamin, satu pemancar saraf yang kompleks, dalam ini dapat tersambung dengan perkembangan dalam keadaan emosional. 

“Jika orang kalah banyak, itu akan turunkan keinginan mereka, serta ini akan tingkatkan keceriaan mereka saat mereka menang,” kata Rutledge. 

Rasa ini saja cukup sudah merayu. 

“Jika banyak hal jelek berlangsung berturut-turut pada Anda karena itu harapan Anda turun – tetapi selanjutnya Anda mendapatkan suatu hal hasil yang baik, serta Anda kemungkinan semakin lebih bahagia,” tuturnya. 

“Walaupun di point ini, Anda sudah seharusnya pergi.” 

Tetapi apa beberapa alat seperti mesin judi dapat aktif lakukan kecurangan? Griffiths menulis mengenai sinyal atau panduan yang diberi oleh mesin permainan elektronik pada pemain. 

Tidak banyak yang diketahui mengenai design mesin itu pada tingkah laku pemain, tetapi, misalnya, banyak mesin serta kasino memakai warna merah atau yang sama – yang dipandang lebih merangsang. 

Lantas ada pula bunyi serta suara. Griffiths pikirkan peluang jika hinaan dari satu mesin yang meranmpilkan ciri-ciri antagonis di The Simpsons memengaruhi pemain. 

Contohnya, saat pemain kalah, ciri-ciri Mr Smithers menjelaskan, “Anda dikeluarkan!” 

“Sejalan dengan tesis yang memberi dukungan teori frustrasi serta penyesalan kognitif, hingga ini dapat membuat alat permainan judi lebih merayu,” catat Griffiths pada sebuah makalah. 

Salah satunya unsur kunci bagaimana mencandunya judi ialah berapa seringkali seorang pemain dapat bertaruh. 

Sebab tersedianya peluang untuk berjudi terkait dengan tingkat permasalahan ketagihan judi di satu warga, karena itu Griffiths menjelaskan jika jumlahnya imbalan yang dapat diberi – serta bukan imbalan sebetulnya atau justru tipe judinya – yang menimbulkan penjudi patologis. 

Permainan serta mesin terkadang direncanakan untuk terus membuat pemain tertarik dengan tawarkan hadiah alternatif, seperti credit penambahan atau – sesudah kalah – peluang menang semakin besar dibanding umumnya dalam peluang selanjutnya. 

“Jika Anda memberikan imbalan-imbalan kecil yang tidak selalu uang, karena itu orang tetap memberi respon,” kata Griffiths. 

Serta yang menarik, ada contoh masalah dimana penjudi meningkatkan “skill-bayangan” jadi satu pembenaran untuk memperoleh peluang imbalan itu. 

Griffiths memberikan contoh mesin permainan di Inggris yang direncanakan dengan nalar adaptif jika alat itu akan memberi makin banyak dibanding yang diberi oleh customer dalam periode-periode khusus, serta selanjutnya alat akan kembali pada skema biasa. 

Berarti beberapa pemain akan berupaya cari (atau men-“skim”) mesin yang belum memberi jackpot, dengan keinginan mereka berada di mesin itu waktu mesin memberikan jackpot. 

Semua penemuan riset ini mengaitkan jika judi tidak selamanya masalah menang, tetapi malah proses bertaruhnya itu – serta beberapa faktor lain di sekelilingnya yang membuat menyenangkan. 

Walau ketagihan berjudi tidak dapat diterangkan dengan simpel – terkadang terdapat beberapa fakta yang menimbulkan ketagihan pada seorang – tetapi pasti menarik untuk lihat bagaimana kehebohan itu berkaitan pada susunan serta style permainan yang dimainkan. 

Serta saat judi bukan obsesi yang memiliki masalah, tetap permainan itu menghibur buat mereka yang pulang dengan kantong kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
POWERED BY Daftar Ilmu Judi Casino Online Indonesia